Leucocytozoonosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit darah Leucocytozoon sp. yang dapat menyebabkan kematian dan terhambatnya pertumbuhan pada anak ayam. Penyakit ini untuk pertama kali dilaporkan oleh Dr. Theobold Smith (1895) pada sekelompok kalkun yang terserang di Amerika Serikat bagian Timur. Pada ayam dewasa menimbulkan penurunan produksi telur dan pada kalkun dapat menimbulkan penurunan daya tetas telur. Penyakit ini menyerang beberapa jenis unggas antara lain: itik dan angsa oleh Leucocytozoon neavei, Leucocytozoon numidae, Leucocytozoon costai dan Leucocytozoon simondi; kalkun oleh Leucocytozoon smithi; ayam oleh Leucocytozoon cauleryi, Leucocytozoon andrewsi; Leucocytozoon schoutedeni dan Leucocytozoon Sabrasezi.
Penularan terjadi melalui gigitan Sinulium sp (lalat hitam), Culi-coides sp dan Ornithophilous sp yang bertindak selaku perantara. Penyakit yang akut biasa terjadi pada waktu menjelang dan sewaktu musim panas pada saat populasi lalat hitam meningkat.
Gejala klinis dipengaruhi oleh umur dan jenis hewan yang terserang. Gejala klinis yang terlihat umumnya adalah terjadinya penurunan nafsu makan, haus, depresi, bulu kusut dan pucat. Ayam kehilangan keseimbangan, lemah, pernafasan cepat dan anemi. Kejadian penyakit berlangsung secara cepat. Ayam dapat mati atau sembuh dengan sendirinya. Angka kematian dapat mencapai 10% - 80%.
Perubahan paling menonjol adalah pembesaran limpa dan biasanya hati juga membengkak. Otot daging lembek, pucat dan terjadi perdarahan titik yang merata. Perdarahan kecil juga ditemukan pada lapisan luar usus.
Diagnosis secara klinis dilakukan berdasar gejala dan sejarah kejadian dalam kelompok. Diagnosis ini dapat diperteguh dengan pengujian sediaan ulas darah yang mengandung schizont protozoa sebagai agennya. Untuk keperluan ini sediaan ulas dikirim ke laboratorium dengan fiksasi kering udara. Potongan organ terutama paru, hati, limpa dan jantung dikirim dalam formalin 10% ke BPPH atau laboratorium yang terdekat.
Penularan terjadi melalui gigitan Sinulium sp (lalat hitam), Culi-coides sp dan Ornithophilous sp yang bertindak selaku perantara. Penyakit yang akut biasa terjadi pada waktu menjelang dan sewaktu musim panas pada saat populasi lalat hitam meningkat.
Gejala klinis dipengaruhi oleh umur dan jenis hewan yang terserang. Gejala klinis yang terlihat umumnya adalah terjadinya penurunan nafsu makan, haus, depresi, bulu kusut dan pucat. Ayam kehilangan keseimbangan, lemah, pernafasan cepat dan anemi. Kejadian penyakit berlangsung secara cepat. Ayam dapat mati atau sembuh dengan sendirinya. Angka kematian dapat mencapai 10% - 80%.
Perubahan paling menonjol adalah pembesaran limpa dan biasanya hati juga membengkak. Otot daging lembek, pucat dan terjadi perdarahan titik yang merata. Perdarahan kecil juga ditemukan pada lapisan luar usus.
Diagnosis secara klinis dilakukan berdasar gejala dan sejarah kejadian dalam kelompok. Diagnosis ini dapat diperteguh dengan pengujian sediaan ulas darah yang mengandung schizont protozoa sebagai agennya. Untuk keperluan ini sediaan ulas dikirim ke laboratorium dengan fiksasi kering udara. Potongan organ terutama paru, hati, limpa dan jantung dikirim dalam formalin 10% ke BPPH atau laboratorium yang terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar